Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Desember 2022

SNNT (struma nodosa non toksik)


A. Pengertian
Struman nodosa non toksik ( SNNT) merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang teraba sebagaisuau nodul, tanpa disertai tanda  - tanda hipertiroidisme (www. Bloger.com)
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang secara klinik teraba nodul antau lebih dari satu nodul tanpa disertai tanda – tanda hipertiroidisem. ( sri hartini, ilmu penyakit dalam, jilid I , hal 461, FKUI, 1987)
Struma nodosa non toksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid akibat kekurangna masukan iodium dalam makanan. ( kapita selekta kedokteran, jilid 2)
Dari ketiga pengertian di atas dapat di simpilkan bahwa Struma Nodosa Non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid tapa ada tanda – tanda hipertiroidisme yang emrupakan penywbab dari kekurangan iodium di makanan.
B . Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dbutuhkan tubuh untuk pembentukan hormin tiroid. Bahan yang mengandung iodium diserap oleh usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar tiroid , iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler, aleh tiroid stimulating hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang rterbentuk dalam molekul diyodotironin memnbentuk tiroksin ( T4) dan molekul yoditironin ( T3). Tiroksin (T4) menunjukan pengaturan umpan balik negative dari sekresi tiroid stimulating hormone dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang thyrodotironin ( T3) merupakan hormone metabolic tidak aktif. Beberapa oabt dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolism thryroid sekaligus mengahmbat sintesis tiroksin ( T4) dan melalui rangsangan umpan balik negative meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hipofise. Keadaaan ini menybabkan pembesaran kelenjar tiroid.
Gejala yang mungkin muncul adalah thyroid membesar dengan lambat, awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin, jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gannguan pada trespirasi dan juga esophagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.



C . Penatalaksanaan
A. ganas maka tindakan yang harus dilakukan adalah operasi tiredektomi near total.
B.curiga maka yang dilakukan adalah operasi dengan lebih dulu melakukan potong beku ( VC)
Bila hasil nya menunjukan , Ganas maka yang dilakukan adalah operasi tiredektomi near total, bila hasilnya , jinak maka yang harus dilakukan adalah operasi lobektomi atau tiredektomi near total. Alternative lain : sidik tiroid, bila hasilnya Cold Nodule, maka tinadaknanya adalah operasi.
c. tak cukup / sediaan tak representative
jika nodul solid (saat BAJAH) ; ulang BAJAH. Bila diduga ganas tinggi maka dilakukan operasi lobektomi, bila klinis curiga ganas rendah hanya di observasi
jka nodul kistik saat aspirasi, bila kistik regresi hanya di observasi. Bila kista rekurens, klinis curiga gansa rendah maka harus di observasi, bila kista rekurens curiga ganas tinggi maka harus dilalukan operasi lobektomi.
d. jinak
Terrapin dengan levo – tiroksin (LT4) dosis subtoksi.
·         Dosis distrasi mulai 2 x 25 ug ( 3 hari)
·         Dilanjutkan 3 x 25 ug ( 3 -  4  hari )
·         Bila tidak ada efeksamping atau tanda – tanda toksis ; dosis menjadi 2 x 100 ug samaoi 4 – 6 minggu, kemudian evaluasi TSH ( target 0,1 – 0,3 uIU / L)
·         Supresi TSH diperahankan selama 6 bulan.
·         Evaluasi dengan USG : apakah nodul berhasil mengecil atau tidak ( berhasil bila mengecil >50 % dai volume awal)
Bila nodul mengecil atau tetap,L tiroksin di hentikan dan di observasi. Bila setelah itu  struma membesar lagi, maka  Ltiroksin di stimulasi lagi, maka L tiroksin dimulasi lagi ( target TSH 0,1 – 0,3 ul U/L).bila setelah 1 tiroksin dihentikan, struma tidak berubah, di observasi saja. Bila nodulmembesar dalam 6 bulan atau saat terapi supresi obat di hentikan dan operasi tiredektomi dan dulakukan pemeriksaan histopatologi hasil PA  jinak sampai denga L tiroksin, target TSH 0,5 – 3,0 ul U/L. terapi L tiroksin diberikan pada individu yang berediko gans tinggi (TSH < 0,01 – 0,05 ul U/L), dan individu dengan ganas rendah ( TSH 0,05 – 0,1 ul U/L).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar